Pigmen ramah lingkungan, juga dikenal sebagai pigmen hijau atau pigmen ramah lingkungan, merujuk pada pigmen yang memiliki dampak berkurang pada lingkungan dan kesehatan manusia selama produksi, penggunaan, dan pemrosesan. Pigmen seperti itu biasanya menunjukkan toksisitas rendah, memancarkan tingkat rendah senyawa organik volatil (VOC), dan dapat diuregradasi dan dapat didaur ulang. Penerapan pigmen yang ramah lingkungan membantu mengurangi polusi lingkungan dan melindungi ekosistem dan kesehatan manusia.
Jenis utama pigmen ramah lingkungan meliputi:
1. Pigmen berbasis air: Pigmen ini menggunakan air sebagai pelarut, menawarkan keuntungan seperti emisi VOC rendah, kurangnya bau yang menjengkelkan, dan pembersihan yang mudah.
2. Pigmen anorganik: Terbuat dari senyawa anorganik seperti besi oksida dan titanium dioksida, jenis pigmen ini menawarkan ketahanan cuaca yang baik, ketahanan panas, dan stabilitas kimia, dan relatif tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
3. Pigmen Biologis: Diekstraksi dari sumber daya biologis seperti tanaman dan mikroorganisme menggunakan bioteknologi, pigmen ini dapat terbarukan, dapat terurai secara hayati, dan menunjukkan toksisitas rendah.
4. Nanopigments: Disiapkan menggunakan nanoteknologi, pigmen ini menawarkan intensitas warna, transparansi, dan dispersi yang tinggi. Beberapa nanopigmen juga memiliki resistensi UV, sifat antibakteri, dan sifat pembersihan sendiri.
5. Pigmen ramah lingkungan menemukan aplikasi luas di bidang seperti konstruksi, furnitur, mobil, tekstil, pencetakan, dan pengemasan. Seiring meningkatnya kesadaran orang tentang perlindungan lingkungan, permintaan pasar untuk pigmen ramah lingkungan diperkirakan akan terus meningkat.